DampakPositif. Tenaga kerja asing yang datang ke Indonesia membawa berbagai dampak, ada dampak positif ada dampak negatif. Beberapa dampak positif yang timbul karena adanya tenaga kerja asing di Indonesia antara lain sebagai berikut: Dengan adanya tenaga kerja asing, maka kita akan mendapatkan ilmu baru di sebuah bidang pekerjaan. - Mobilitas sering diartikan sebagai perpindahan atau pergerakan yang bisa membawa perubahan. Sedangkan sosial memiliki keterkaitan dengan kehidupan masyarakat. Maka mobilitas sosial dapat dimaknai sebagai pergerakan seseorang dalam kehidupan masyarakat yang bisa menyebabkan perubahan. Mobilitas sosial bisa terjadi setiap saat, karena kehidupan masyarakat tergolong Indera Ratna Irawati Pattinasarany dalam buku Stratifikasi dan Mobilitas Sosial 2016, mobilitas sosial merupakan perubahan status atau posisi sosial seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat. Perubahan status atau posisi sosial ini bisa mencakup berbagai bidang, mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan atau lainnya. Perubahan ini akan selalu terjadi dalam lingkungan masyarakat. Baca juga Konsekuensi dari Mobilitas SosialBentuk mobilitas sosial dan contohnya Mengutip dari jurnal yang berjudul Mobilitas Sosial Nelayan di Kawasan Pariwisata Pantai, karya Wiluk Kurniawati dan Puji Lestari, mobilitas sosial dibagi menjadi tiga bentuk, yakni Mobilitas sosial vertikal Terjadi karena adanya perubahan kedudukan sosial dalam posisi yang tidak sederajat. Jenis mobilitas ini dibagi menjadi dua, yakni Social sinking atau gerak mobilitas sosial ke bawahAdanya perubahan kedudukan sosial dari kedudukan tinggi ke yang lebih rendah. Contohnya pegawai kantor yang melakukan korupsi, lalu dipecat. Contoh lainnya seorang kapten sepak bola menjadi pemain sepak bola biasa. Social climbing atau gerak mobilitas sosial ke atasAdanya perubahan kedudukan sosial dari posisi rendah ke posisi tinggi. Contoh yang tepat tentang social climbing, yaitu seorang warga biasa diangkat menjadi ketua RT, seorang guru diangkat menjadi kepala sekolah, dan sebagainya. Mobilitas sosial horizontal Mobilitas sosial yang terjadi karena adanya perubahan kedudukan sosial, tetapi masih dalam posisi yang sederajat. Contohnya perpindahan warga negara, adanya pertukaran pelajar, perpindahan lokasi pekerjaan tanpa mengubah jabatan, dan lain-lain. Baca juga Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Mobilitas antargenerasi Mobilitas sosial yang terjadi karena adanya perubahan kedudukan sosial yang berbeda dengan keluarganya. Jenis mobilitas ini dibagi menjadi dua, yakni Mobilitas intergenerasiPerubahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi, mulai dari kakek nenek hingga cucu. Contohnya kakek bekerja sebagai dokter, anaknya bekerja sebagai guru, cucunya bekerja sebagai dosen. Contoh lainnya nenek bekerja sebagai pegawai swasta, anaknya bekerja sebagai ibu rumah tangga, cucunya bekerja sebagai pengusaha sukses. Mobilitas intragenerasiPerubahan status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, mulai dari ayah ibu hingga anaknya. Contohnya ayah bekerja sebagai karyawan swasta, anaknya bekerja sebagai guru. Contoh lainnya ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga, anaknya bekerja sebagai dokter. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. 2 Konsekuensi Mobilitas Sosial. Anda telah mempelajari bahwa stratifikasi dan diferensiasi sosial memiliki konsekuensi terhadap kehidupan sehari-hari orang-orang yang terlibat di dalam- nya. Demikian juga dengan mobilitas sosial, karena pada dasarnya mobilitas sosial memiliki hubungan erat dengan struktur sosial (startifikasi dan diferensiasi). Artikel berikut ini akan membahas mengenai mobilitas sosial, konsekuensi mobilitas sosial, dampak mobilitas sosial, konflik antar kelas sosial, konflik antargenerasi. Para sosiolog melakukan penelitian mobilitas sosial untuk mendapatkan keterangan tentang keteraturan dan keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan yang secara relatif dialami oleh individu dan kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat. Semakin seimbang kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut, akan semakin besar mobilitas sosial. Hal itu berarti bahwa sifat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Pada masyarakat berkasta yang bersifat tertutup, hampir tidak ada gerak sosial yang bersifat vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan. Pekerjaan yang dilakukan, pendidikan yang diperoleh, dan seluruh pola-pola hidupnya telah diketahui sejak dia dilahirkan, karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan. Dalam sistem lapisan terbuka, semua kedudukan yang hendak dicapai diserahkan pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar, bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu di jalan. Akan tetapi, kebudayaan di masyarakat kita tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukannya yang dimiliki semula. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan, misalnya birokrasi yang berbelit-belit, biaya, dan kepentingan yang tertanam dengan kuat. Pengaruh mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun secara vertikal, umumnya membawa akibat-akibat tertentu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap pelakunya. Pengaruh positif adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut. Keberhasilan yang dicapai seseorang, yang dilakukan melalui kerja keras, diharap kan mampu mendorong anggota masya rakat lainnya untuk meniru keberhasilan yang telah dicapai oleh orang tersebut. Suatu kedudukan yang baik, tidak diperoleh dengan mudah tetapi dengan perjuangan, keuletan, dan kerja keras. Begitu pula perlu ditanamkan perjuangan hidup untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Tidak sedikit orang yang berhasil karena pendidikan. Dengan pendidikan, diharapkan kedudukan seseorang menjadi lebih baik. Kebutuhan akan pentingnya pendidikan diharapkan diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan orang lain. Kegagalan yang didapatkan bukan akhir dari segalanya, melainkan sebagai pengalaman berharga untuk bangkit kembali dengan memperbaiki setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Keberhasilan yang dicapai sebagai mobilitas sosial vertikal, tidak selamanya membawa kebahagiaan bagi pelaku perubahan. Adakalanya hal tersebut dapat menimbulkan konflik antarkelas sosial, kelompok sosial, dan antargenerasi. Pelaku mobilitas sosial pun harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang telah dicapainya. Berikut ini konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya mobilitas sosial. 1. Munculnya Konflik Keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh kedudukan bagi seseorang atau kelompok, tidak mungkin tanpa adanya perasaan tidak senang dari orang atau kelompok lain. Hal itu dapat meningkatkan pertentangan antara yang berhasil mendapatkan kedudukan dengan yang tidak berhasil atau yang merasa tergeser oleh orang yang menempati kedudukan baru. Berikut ini macam-macam konflik yang mungkin terjadi dalam kehidupan sosial. a. Konflik Antarkelas Sosial Pertentangan dapat terjadi apabila seseorang dari lapisan sosial bawah menduduki posisi di lapisan menengah atau atas, kemudian kelompok lapisan sosial yang didatangi merasa terganggu, akhirnya terjadi pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Amir anak seorang pengemudi becak berhasil menjadi pedagang yang kaya dan memiliki kedudukan yang terhormat di masyarakat. Hal yang demikian kadangkala menyebabkan ketidaksenangan dari mereka yang telah lebih dahulu berada pada lapisan menengah sehingga Amir perlu untuk meredam pertentangan dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi kelas atau lapisan sosial yang baru. Pertentangan kelas dapat pula disebabkan oleh mobilitas sosial vertikal yang menurun, contohnya bapak X seorang pengusaha kaya mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Apabila perilaku sosial bapak X sebelum bangkrut tidak diterima oleh lapisan bawah karena sombong dengan kekayaannya maka setelah bapak X berada di kelas bawah menjadi terasing di lingkungan sosialnya. Perkawinan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem sosial tertutup atau masyarakat yang memberlakukan sistem kasta. Seseorang dari kasta rendah kawin dengan orang yang berasal dari kasta lebih tinggi karena perkawinan menyebabkan kedudukannya terangkat dari sebelumnya. Hal inipun dapat menyebabkan ketidaksenangan dari lapisan masyarakat yang didatangi, dan dianggap mengotori atau mengganggu keutuhan kasta yang lebih tinggi. Karyawan di sebuah pabrik sebagai tulang punggung industri, menuntut kenaikan gaji dan fasilitas lain yang dianggap tidak dapat menjamin untuk hidup layak. Oleh karena itu, karyawan yang merupakan lapisan bawah dalam perekonomian menuntut hak yang harus diterimanya kepada pengusaha atau orangorang yang mengendali kan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. b. Konflik Antarkelompok Sosial Pertentangan yang terjadi pada kelompok sosial, tidak jauh berbeda dengan konflik pada kelas atau lapisan sosial. Konflik yang dilakukan oleh kelas sosial berupa orang perorangan, tetapi konflik pada kelompok sosial berupa kumpulan orang yang melakukan pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Kelompok mayoritas apabila berada di bawah kelompok minoritas dalam menguasai perekonomian maka akan menyebabkan saling mencurigai, merasa tidak puas dengan kedudukan yang diperoleh kelompok minoritas. Keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tertentu akan menyebab kan ketidakpuasan kelompok lain sehingga mereka menuntut persamaan hak. c. Konflik Antargenerasi Situasi sosial seperti pergaulan, pendidikan, zaman, teknologi yang dialami oleh seorang anak akan berbeda dengan situasi sosial orangtuanya. Perbedaan ini akan membawa pertentangan apabila kedudukan anak sama atau lebih tinggi daripada orangtuanya. Pertentangan ini tidak selalu terjadi dengan orangtuanya saja tetapi dapat juga dengan orang lain yang lebih tua. Misalnya Di suatu kantor seorang pemuda berusia 20 tahun memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan orang lain yang ada di sekelilingnya yang rata-rata berusia 45 tahun ke atas sehingga pemuda yang bersangkutan harus memimpin orangorang yang usianya jauh lebih tinggi sebagai bawahannya. Tidak sedikit di antara mereka merasa digurui oleh anak yang lebih muda. Hal ini mengakibatkan terjadinya pertentangan antargenerasi dan akan terus berlanjut apabila tidak adanya kesadaran di antara mereka untuk saling memahami sikap dan tindakan masing-masing. Nasihat yang baik tidak selalu datang dari orangtua, adakalanya nasihat datang dari anak muda. Akan tetapi, orangtua jarang menerima nasihat yang datang dari anak muda yang usianya jauh di bawah usia orangtua karena dianggap menggurui, tidak pantas, dan tidak sopan. Orangtua yang demikian memiliki sikap yang konservatif kolot tidak terbuka terhadap keadaan zaman yang telah berubah. Anak muda dengan kemampuan dan pendidikannya dapat melakukan mobilitas vertikal sehingga memiliki kedudukan yang lebih baik daripada orangtua. 2. Adaptasi terhadap Mobilitas Sosial Setiap mobilitas sosial yang telah dilakukan memerlukan penyesuaian diri agar tidak selalu terasing dengan situasi yang baru. Jika seseorang atau kelompok tidak dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi dari hasil mobilitas sosial tersebut, yang bersangkutan dianggap ketinggalan, lebih tepatnya disebut ketinggalan kebudayaan culture lag. Kedudukan kelas sosial yang lebih tinggi dapat saja dicapai, tetapi perilaku yang tidak sesuai dengan kedudukan atau kelas sosial yang baru sudah dilakukan? Dalam hal ini, akan lebih tepat apabila kita sebut sebagai kebudayaan adaptif yang artinya penyesuaian kebudayaan. Kebiasaan dan tindakan manusia yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukan pada kelas atau lapisan sosialnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan lapisan sosial yang bersangkutan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola lahir dan batin yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial di antara anggota-anggota masyarakat. Kedudukan yang dicapai seseorang dapat dianggap sebagai kebudayaan baru yang harus dihadapi oleh orang yang melakukan mobilitas sosial sehingga yang bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan meninggalkan kebudayaan lama sebelum kedudukannya berubah. Penyesuaian diri atau adaptasi terhadap kebudayaan materiil seperti benda-benda dan hasil karya manusia mudah untuk dilakukan atau dengan sendirinya akan dimiliki oleh orang yang kedudukannya meningkat. Akan tetapi, sikap, perilaku, dan ke biasaan seseorang akan sulit untuk berubah. Seseorang perlu menyesuaikan diri dengan kedudukannya tersebut dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyesuaikan diri. Berikut ini beberapa perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial sehingga kedudukan seseorang meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sikap dan perilaku lambat menyesuaikan diri. Orang kaya yang bangkrut dan menjadi miskin, tetapi perilaku dan kebiasaannya seakan-akan tetap kaya. Misalnya, bapak B seorang pengusaha yang kaya mengalami kegagalan usahanya bangkrut kemudian jatuh miskin, dalam kehidupan sehari-hari selalu ingin dihormati oleh orang sekelilingnya dan masih selalu memerintah orang lain seperti kepada bawahannya. Seorang sarjana, di daerahnya sebagai pemuka masyarakat dan yang notabene selalu rasional sering dihormati oleh warga, tetapi ia sering meminta kekuatan dan nasihat dukun agar setiap orang tunduk kepadanya. Seseorang terkadang berperilaku tidak sesuai dengan kedudukannya. Hal ini hanya perilaku seperti yang dicontohkan tersebut. Perilaku orang tersebut akibatnya dianggap sebagai orang yang ketinggalan kebudayaan culture lag Jelaskanmengapa mobilitas sosial pada masyarakat LR. Lestari R. 25 Januari 2022 06:09. Pertanyaan. Jelaskan mengapa mobilitas sosial pada masyarakat modern cenderung dinamis? 11. 1. Jawaban terverifikasi. PS. P. Satrio. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta. 28 Januari 2022 03:48.
Bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan masyarakat? ​bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan penduduk ?​Bagaimana bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan penduduk ?bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan penduduk Bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan masyarakat Jawaban Setiap manusia melaksanakan mobilitas sosial demi mendapatkan kehidupan yg lebih baik. Dalam mobilitas sosial pastinya terdapat sebuah kompetisi. Misalnya, untuk menemukan jabatan dlm suatu perusahaan, maka seseorang mesti bersaing dgn anggota lainnya. Persaingan ini yg terkadang menimbulkan tabrakan atau pertentangan. Begitu pula dgn mobilitas sosial. Tatkala ada seseorang yg tak siap dgn adanya mobilitas sosial, dapat memicu terjadinya konflik. Munculnya konflik ialah konsekuensi dr adanya mobilitas sosial Penjelasan silakan berguru yg rajin ya berguru nya bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan penduduk ?​ Jawaban bentuk konsekuensi ya mendapatkan atau dihadapi Penjelasan alasannya adalah mau gak mau.. mobilitas itu pasti akan terjadi karena mobilitas sendiri sifatnya dinamis yg di dorong oleh faktor pergeseran sosial itu sendiri Bagaimana bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan penduduk ? berbentukproses sosial yg disosiatif, misalnya pertentangan. Konflik sebagai konsekuensi dr mobilitas dr monilitas sosial dapat berupa pertentangan antarkelas, antarkelompok sosial, atau antargenerasi. bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan penduduk berbentukproses sosial yg disosiatif, contohnya pertentangan. pertentangan sebagai konsekuensi dr mobilitas dr monilitas sosial dapat berbentukbentuk pertentangan antar kelas, antar golongan sosial Bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dlm kehidupan masyarakat Berupa proses sosial yg disosiatif,misalnya sebagai konsekuensi dr mobilitas sosial dapat berupa konflik antarkelas,antarkelompok,sosial atau generasi. Semoga Membantu
TranslatePDF. BAB I Konsep Tentang Ilmu Sosial 1.1 Pengertian Ilmu Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti.
Menyajikan informasi terkini, terbaru dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle dan masih banyak dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparanIlustrasi mobilitas sosial. Foto freepikMobilitas sosial adalah perpindahan status sosial seseorang atau kelompok dalam tatanan kehidupan masyarakat. Hal ini biasanya ditandai dengan perubahan baik dari segi perilaku atau interaksi seseorang, secara pibadi maupun dari mobilitas sosial misalnya seorang pelajar SMA setelah lulus kemudian belajar ke universitas atau seorang pengangguran yang akhirnya mendapatkan pekerjaan. Bisa juga seorang Gubernur yang kemudian menjadi mobilitas sosial ini tentu memberikan dampak bagi masyarakat baik positif maupun negatif. Agar lebih memahaminya, simak uraian berikut. Dampak PositifBerikut dampak positif dari mobilitas sosialMeningkatkan integrasi sosial. Mobilitas sosial yang terjadi di masyarakat menyebabkan perubahan keadaan sosial, baik dari gaya hidup maupun pola tingkat perubahan sosial. Perubahan tingkat sosial yang terjadi ke arah yang lebih baik akan mempengaruhi pola pikir, gaya hidup serta mata pencehariannya menjadi lebih baik pula. Mendorong seseorang untuk lebih maju. Melihat orang lain yang melakukan mobilitas sosial, kita akan terdorong untuk lebih maju dengan meningkatkan kemampuan agar dapat bersaing dengan orang kesejahteraan hidup. Perubahan tingkat sosial yang terjadi ke arah yang lebih baik perlahan akan meningkatkan kesejahteraan hidup mobilitas sosial. Foto freepikDampak Negatif Mobilitas SosialTerjadinya konflik. Ketegangan dapat timbul akibat adanya penolakan terhadap mobilitas sosial yang terjadi pada orang psikologis. Kondisi ini terjadi karena ketakutan dan kecemasan akibat melihat mobilitas sosial orang lain secara berlarut-larut. Munculnya keretakan dalam suatu hubungan. Hubungan yang baik akan retak jika diiringi perasaan iri atau sombong. Mobilitas sosial bisa menjadi ajang pamer atas prestasi yang telah diraih seseorang sehingga menyebabkan orang lain merasa iri.

32.2. Mengaitkan bentuk-bentuk mobilitas sosial yang terjadi pada masyarakat; 3.2.3. Menganalisis faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial pada kasus yang terjadi pada kehidupan masyarakat; 4.2. Menyajikan hasil analisis tentang pengaruh interaksi sosial dalam ruang yang berbeda terhadap kehidupan sosial dan budaya serta

– Sudah tahu dampak negatif mobilitas sosial? Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam struktur sosial masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial karena adanya gerak pindah dari satu lapisan ke lapisan lainnya. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai dampak negatif dari adanya mobilitas sosial yang menjadi materi sosiologi kelas 11 SMA. Adanya mobilitas sosial dalam masyarakat memberikan peluang seseorang atau kelompok untuk melakukan perpindahan. Mobilitas sosial terbagi menjadi dua jenis, yaitu mobilitas sosial terbuka dan mobilitas sosial tertutup. Yuk, kita simak penjelasan mengenai dampak negatif mobilitas sosial berikut ini, Adjarian! “Dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat, ada tiga bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas fisik, horizontal, dan vertikal.” Dampak Negatif Mobilitas Sosial Berikut beberapa dampak atau konsekuensi negarif yang sering muncul dalam mobilitas sosial, di antaranya 1. Urbanisasi Baca Juga 4 Proses dalam Mobilitas Vertikal Globalisasiadalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya.
– Setiap manusia melakukan mobilitas sosial demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Dalam mobilitas sosial tentunya terdapat sebuah persaingan. Misalnya, untuk memperoleh jabatan dalam suatu perusahaan, maka seseorang harus bersaing dengan anggota yang lain. Persaingan ini yang seringkali menimbulkan gesekan atau juga dengan mobilitas sosial. Ketika ada seseorang yang tidak siap dengan adanya mobilitas sosial, dapat memicu terjadinya konflik. Munculnya konflik merupakan konsekuensi dari adanya mobilitas sosial. Konflik sebagai dampak mobilitas sosial Dalam buku Konflik dan Manajemen Konflik Teori, Aplikasi, dan Penelitian 2010 karya Wirawan B. Ilyas, konflik didefinisikan sebagai perbedaan persepsi mengenai kepentingan, terjadi ketika tidak terlihat adanya alternatif. Baca juga Definisi dan Jenis Mobilitas SosialSelama masih ada perbedaan, konflik tidak dapat dihindari dan selalu terjadi. Secara sederhana, ada empat jenis konflik yang sering terjadi. Berikut penjelasannya Konflik antakelas sosial Dalam struktur kehidupan masyarakat, terdapat kelas-kelas sosial atau disebut stratifikasi sosial. Ketika terjadi perbedaaan kepentingan antar kelas sosial, akan memicu terjadinya konflik. Contohnya konflik antara buruh dan pemimpin perusahaan. Konflik antarkelompok sosial Kelompok sosial merupakan dampak dari terjadinya mobilitas sosial. Kelompok baru terbentuk karena adanya mobilitas vertikal dan horizontal. Contohnya konflik antar partai saat terjadinya pemilu. Konflik antargenerasi Dilansir Setiap periode waktu tertentu pasti akan diisi oleh generasi yang berbeda. Nilai dan norma pun juga akan mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Baca juga Faktor-Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
3u8rfQA.
  • rzaom9l0pa.pages.dev/161
  • rzaom9l0pa.pages.dev/29
  • rzaom9l0pa.pages.dev/404
  • rzaom9l0pa.pages.dev/34
  • rzaom9l0pa.pages.dev/317
  • rzaom9l0pa.pages.dev/233
  • rzaom9l0pa.pages.dev/136
  • rzaom9l0pa.pages.dev/125
  • bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat